NAMA : RM
Afif Handri Nabawi
NIM : 111301108
MATA KULIAH : PEDAGOGI
TUGAS : Mewawancarai
Guru
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan mekanisme
penting untuk mencapai tujuan pembangunan. Dalam proses transisi menuju
masyarakat ekonomi berbasis TIK semakin dirasakan kebutuhan akan penciptaan dan
desiminasi pengetahuan. Pada era transisi ini, sekolah dan lembaga pendidikan
tinggi harus bermetamorfosis agar tidak mengalami kemunduran di tengah-tengah
tekanan yang makin kompetitif. Jika tidak, sekolah dan perguruan tinggi akan
tertinggal akan kemjuan ekonomi berbasis pengetahuan.
Guru, sama seperti manusia biasa,
juga memiliki keunikan tersendiri, baik dalam filosofinya, pendekatan serta
motivasinya dalam mengajar. Guru merupakan unsur terpenting dalam pedagogi dan
juga dalam pendidikan dasar dimana siswa sangat membutuhkan bimbingan dan supervisi
langsung serta kontrol yang baik dari guru. Guru memiliki
kebutuhan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan baik dalam hal
mendidik yang disepadani dengan nilai-nilai agama dan membentuk suasana belajar
yang menyenangkan. Pedagogi yang efektif menggabungkan alternatif strategi
pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki keterhubungan
dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan
atas keberadaan penerapannya pada semua pelajaran.
Istilah pedagogi tidak hanya berkaitan dengan strategi atau gaya mengajar dalam
makna interaksi guru siswa semata, melainkan mengalami perluasan makna, karena
berkaitan dengan tanggung jawab guru untuk melampaui peran tradisional mereka,
memperluas ruang lingkup kerja mereka dalam berpartisipasi aktif untuk kemajuan
pengetahuan, serta peran yang diberikan kepada TIK untuk bertindak sebagai
mediasi artefak munculnya sistem jaringan pendidikan, mendukung kolaborasi
secara peer-to-peer, termasuk otonomi pembelajaran dan rasa bertanggng
jawab untuk belajar.
Pengalaman dan cara guru dalam
menyampaikan materi juga menjadi salah satu hal yang menarik untuk
diperhatikan. Dari mulai kesabaran dan juga trik dalam mengatasi kelas sangat
diperlukan terutama di abad 21 yang serba instan. Hal inilah yang menjadi alasan
mengapa dibutuhkan tenaga pengajar yang mumpuni di bidangnya, agar tidak
terjadi pelanggaran etika atau kurangnya kemampuan generasi bangsa. Pada
akhirnya guru memegang peranan penting dalam pembentukan individu dan
pembentukan negara secara luas.
B. Tujuan
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data yang menggambarkan beberap hal penting
seperti pandangan guru tentang pendidikan, motivasi apa yang mendasari guru mengajar, bagaimana sudut
pandangnya sebagai guru dalam melihat peserta didik, apa filosofinya dalam mengajar,
dan pendekatannya dalam mengajar pada seorang guru SD yang memiliki pengalaman mengajar
lebih dari 5 tahun.
C. Manfaat
·
Mengembangkan
pengetahuan mengenai apa yang terjadi dan proses pengajaran pengajar
·
menemukan
fakta lapangan mengenai aplikasi teori pedagogi
·
membantu
penelitian mengenai pendidikan dan tenaga pengajar
BAB II
HASIL WAWANCARA
A.
A.
Identitas Guru
Nama = LI
Usia = 41 tahun
Jenis Kelamin = Perempuan
Pendidikan = S1
– Pendidikan seni
musik di Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Masa Mengajar = 2002 - sekarang
Tempat Mengajar = SD Yayasan Pendidikan Harapan 1 Medan
Pengajar = Guru
seni musik
B.
Kegiatan Wawancara
Tempat = Rumah Ibu LI (Jl. Bunga Asoka No.46)
Tanggal = Selasa, 08 April 2014
Waktu = 13.30 – 14.00 WIB
C. Hasil Wawancara
Bagaimana pandangan Ibu LI tentang pendidikan?
Pendidikan adalah hal yang terpenting dalam pembentukan
bangsa. Berpikirlah logis, gimana mau
ada politikus, ahli ekonomi, bahkan presiden sekalipun kalau tidak ada
pendidikan? Itulah kenapa sejak dari kecil kita memang sudah harus tanam pemikiran,
kalau kita mau jadi orang, ya harus pintar, kalau mau pintar yang harus punya
pendidikan. kenapa? karena jaman sekarang, orang yang tidak berpendidikan tidak
akan jadi apa-apa. Intinya pendidikan itu dasar kita untuk menjadi sesuatu.
Bagaimana pandangan
Ibu LI tentang pendidikan di Indonesia?
Saya
merasa banyak orang di Indonesia, apalagi orang tua justru sekarang
menyepelekan yang namanya pendidikan. Dulu, ya tidak mengapa orang tua banting
tulang sana sini, asal anaknya sekolah. Sekarang, ya anak-anak pada manja.
Mereka merasa pendidikan itu ya tidak lebih dari sekedar formalitas. Yang
penting sekolah, lulus, dapat ijazah, kerja. Tapi esensi dari nikmatnya
mendapat ilmu itu sekarang sudah hilang.\
Apa motivasi yang
mendasari Ibu LI dalam mengajar?
Saya memang dasarnya suka berbagi dan bercerita. Apalagi
saya guru musik. Saya merasa mengajar music itu ya menyenangkan. Kita mendorong
siswa untuk kreatif. Lagipula saya memang mengambil kompetensi untuk
pengajaran. Saya mengerti bagaimana cara menyampaikan informasi, dan saya
nyaman sama pekerjaan saya yang
sekarang ini.
Bagaimana
pandangan Ibu LI sebagai pengajar dalam melihat
siswa?
Murid-murid
sekarang itu kaku! Mereka kebanyakan tidak ekspresif seperti anak-anak dulu.
sekarang mereka justru sibuk dengan handphonenya (mungkin yang dimaksud adalah gadget –ed) Mereka juga jarang bekerja
sama, lebih individual. Siswa sekarang juga etika-nya juga sudah kurang.
Lihatlah, mungkin karena sekarang memukul siswa tidak boleh lagi, ya sekarang
mereka jadi serasa leluasa. Tidak ada kedekatan sama sekali. Namun saya juga
merasa kalau anak-anak sekarang pintar dan cepat adaptasi. Mereka manja namun
nilai mereka di atas kertas cukup baik.
Apa filosofi Ibu LI dalam mengajar?
Rasa filosofi
mengajar tiap guru itu berbeda ya. Saya rasa ya mengajar itu seperti seni. Tiap
hari tidak sama, kita harus pandai menyesuaikan kondisi dengan materi belajar
kita. Intinya ya mengajar itu tidak sembarangan. Butuh pengalaman dan
kesabaran.
Bagaimana cara pendekatan Ibu LI dalam mengajar?
Saya biasanya tidak terlalu kasar pada siswa saya. Tapi
kalau mereka mulai kelewatan ya saya juga tidak segan memarahi mereka. Tapi
mungkin karena saya mengajar musik, ya mereka fun-fun saja sama saya. Saya memang suka mencontohkan materi dulu
sebelum mengajar. Baru setelah itu mereka mengikuti. Sebenarnya kedengaran
mudah, tapi sulit kalau dipraktikkan langsung.
BAB III
PEMBAHASAN
Pengajaran
adalah teknik dan metode kerja guru dalam mentransformasikan
konten pengetahuan, merangsang, mengawasi, dan memfasilitasi pengembangan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil. Ini dapat terlihat dari hasil
wawancara mengenai pandangan ibu Nu terhadap pendidikan.
Dari hasil
wawancara dapat ditemukan beberapa hal menarik yang dapat dikaitkan dengan
teori dan pembelajaran dalam pedagogi. Pada dasarnya, pendangan mengenai
pendidikan dari Ibu LI termasuk
pandangan yang cenderung berorientasi pada perbandingan masa kini (abad 21) dan
beberapa waktu yang lalu. Misalnya “Saya
merasa banyak orang di Indonesia, apalagi orang tua justru sekarang
menyepelekan yang namanya pendidikan. Dulu, ya tidak mengapa orang tua banting
tulang sana sini, asal anaknya sekolah. Sekarang, ya anak-anak pada manja.
Mereka merasa pendidikan itu ya tidak lebih dari sekedar formalitas. Yang
penting sekolah, lulus, dapat ijazah, kerja. Tapi esensi dari nikmatnya
mendapat ilmu itu sekarang sudah hilang.” Hal ini membuktikan bahwa ada
dinamika perubahan dalam mengajar secara pedagogi.
Pada
dasarnya, pedagogi pada abad 21 tidak lagi hanya sekedar “seni”, namun sudah
menjadi bentuk persuasi dan pemahaman ulang atas penggunaaan kurikulum yang
berdasarkan pada kebutuhan siswa. Garis besarnya, pedagogi bukan hanya
dipahami, namun juga di aplikasikan sehingga menjadi satu keutuhan yang
konkret. Di zaman yang sudah serba instan dan cepat, siswa justru membutuhkan
pengajaran yang sangat mereka pikir penting dan dapat diaplikasikan secara
efektif dalam kehidupan mereka.
Lalu dari segi metode mengajar,
terdapat beberapa strategi pengajaran yang digunakan oleh Ibu LI, seperti
konsep punishment untuk mendapatkan kontrol atas siswanya agar lebih teratur. Ini
dapat dilihat pada jawaban Ibu LI yaitu
: “Saya biasanya tidak terlalu kasar pada
siswa saya. Tapi kalau mereka mulai kelewatan ya saya juga tidak segan memarahi
mereka. Tapi mungkin karena saya mengajar musik, ya mereka fun-fun saja sama
saya.”. metode mengajar ialah cara menjalankan berbagai langkah dalam
pengajaran. Teknik yang digunakan oleh guru akan menjadikan pengajaran itu lebih
bermakna dan baik. Seseorang guru harus pandai menggunakan teknik supaya murid
lebih berminat dan timbul motivasi untuk belajar. Dalam setiap pengajaran
seharusnya terdapat berbagai cara dan teknik yang boleh digunakan, namun begitu
tidak ada satu teknik pun yang dianggap paling sesuai dan dapat digunakan untuk
semua keadaan atau terbaik untuk semua sesi pengajaran. Teknik yang digunakan
hendaklah bergantung kepada keadaan dan berdasarkan kepada minat pelajar serta
bahan pengajaran yang hendak disampaikan.
BAB IV
KESIMPULAN
Pedagogi adalah seni mengajar, namun dari pemaparan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dinamika perubahan zaman serta cara dalam
mengajar juga mempengaruhi eksistensi dari pedagogi itu sendiri. Pada dasarnya,
dibutuhkan kesabaran, pengalaman, dan profesionalitas untuk dapat menghasilkan
siswa yang berkualitas. Pada akhirnya, esensi dari pedagogi sebagai salah satu
seni dalam mengajar akan tercapai dengan adanya kolaborasi antara teori dan
praktik yang dituangkan dalam metode tertentu dalam mengajar.
BAB V
SARAN
Saran untuk guru yang telah
diwawancarai, adalah untuk tetap beradaptasi kepada keadaan yang cenderung
fluktuatif, karena dapat dilihat bahwa Ibu LI cenderung membandingkan masa lalu
dan dinamika masa kini. Untuk penulis sendiri diharapkan agar mampu memberikan
pertanyaan yang lebih komprehensif agar informasi lebih kaya dan deskriptif
serta elaboratif.
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta