Penting. Sangat penting.
Terutama buat para musisi, atau para entertainer, bahkan
pesulap, koki, olahragawan, pembicara sampai psikolog pun butuh ciri khas.
Seberapa penting sebenarnya ciri khas itu? Sepenting kita
menemukan jati diri kita, sepenting kita menemukan esensi ‘where do we belong’,
sepenting kita menemukan euphoria kepercayaan diri kita sendiri.
Lebay? Tidak.
Coba kita pikir, jika Afgan punya suara sama persis seperti
Candil Seurius, terus gimana kita mau bedain yang mana Afgan dan mana Candil?
Hanya terkenal sekedar nama.
Berkaca dari alinea sebelumnya, nah sama dong layaknya
gitaris, atau pianis, atau bassis atau pemain perkusi sekalipun. Ketika kita
sama dengan yang lain, maka pada dasarnya kita bisa dibandingkan dengannya.
Kata Balawan, ada dua musisi yang sukses, yang pertama
adalah musisi yang Jago Banget. Yang bener-bener udah virtuoso, yang hampir
semua teknik dia bisa, nada udah lengket, solfegio udah pas, dan proporsi dia
bermain sudah melebihi rata-rata. Then he’s successful. Yang bisa menirukan
nada dari musisi lain not per not (contohnya ada pianis yang bisa persis mainin
lagu-lagu Chopin)
Yang kedua adalah musisi yang Unik. Nah ni dia nih, kalau
kita udah jadi musisi yang berbeda dari yang lain, kita ga akan bisa
dibandingin –karena ga ada yang mainnya mirip kita—juga kita bisa lebih di cap
musisi yang ini itu (misalnya kalau kita main drum pakai sarung, pas ditanya
kita mainnya gimana, pasti orang-orang akan bilang kita mainnya pakai sarung.
Easy aight?). nah, justru cirri khas ini yang akan jadi cirri khas kita.
Apa yang terjadi kalau kita meniru?
Boleh. Malah sebenarnya awal dari menemukan sendiri cirri
khasnya, atau mungkin berspekulasi untuk dijadikan influence. Tapi apa jadinya
kalau kita jadikan idola kita itu sebagai identitas kita?
Ini beberapa alasannya kenapa kita perlu nyari ciri khas:
- Supaya dapat ‘nama yang sebenarnya’
sakit gak sih ketika kita
misalnya English debate, terus orang bilang gini: “gile men keren banget debate
lo, sama banget kayak Vicario dari ITB” atau misalnya pas kita nyanyi dibilang:
“ih bagus kali nyanyinya, suaranya mirip beyonce”
kapan kita dibilang dengan nama
sendiri?
Coba bayangin gimana senengnya
ketika kita denger orang bilang gini: “ituloh, si Lina, yang main bassnya
sampai bassnya dibanting-banting” atau “ga kenal siapa si Anton? Itu tuh yang
nyanyinya suka pakai syal terus suaranya melengking pakai falset tapi punya
power”
Wah pasti kita baru ngerasa the
real artist atau minimal a good entertainer..
2. Supaya gak
disbanding-bandingin
Ketika ada si A dan si B, yang
sama-sama main musik blues, mainnya persis, idolanya sama, tekniknya sama, nah
pasti mereka bakal dibanding-bandingin, karena kita punya integritas sendiri.
Sama mungkin analoginya kayak misalnya si A ngomong bahasa inggris pakai
British accent sama si B yang ngomong American accent. Nah secara garis
besarnya tentu mereka ga bisa dibandingin karena range atau zone yang jelas
beda
3.Menjadi seorang ‘penemu’
Sakit juga tuh pernah dibilangin
gini sama Baron: “daripada gue liat lu main kayak steve vai mending gue liat
steve yang asli di youtube”
Nah itu dia maksudnya, dengan
menemukan cirri khas, kita menemukan apa yang ingin orang tonton dari kita, dan
jadi kesan sama mereka.
Nah lho, jadi gimana cara nyari
ciri khas?
Ini hints yang diambil dari
pengalaman, buku dan beberapa artikel:
- Tonton orang-orang yang unik
Jelas ya, dengan kita menonton
orang yang unik, performer yang unik kita akan termotivasi untuk juga menjadi
unik. Nah kalau udah dapat motivasi dan acuan pasti bisa yakin kalau kita bisa
mendapat ciri
- Ambil sebanyak-banyaknya referensi
nah bayangin nih kalau kita
nyanyi pakai style vokal Charlie ST 12 tapi cengkoknya pakai aksen jazz terus
menggeram ala Blues Singer terus style berpakaian mirip koboy, dan dia akhirnya
menjadi penyanyi jazz blues fusion. Uwwwwoooooowww
- Sering ikut acara
Kita bisa sortir atau lihat nih,
talent-talent local kita yang udah menemukan ciri khasnya yang udah mau
mempromosikannya. Dari sini bisa jadi titik tolak belajar bagaimana sebenarnya
mencari jati diri menjadi seorang performer. Sekalian nambah link atau channel,
terus bisa gampang promosikan ciri khas kita.
- Jadilah yang berbeda, tapi bukan yang malu-maluin, melanggatr peraturan, atau malah mengiritasi penonton
Boleh sih jadi yang unik, tapi ga
etis juga kan main piano pakai sarung sama singlet terus main di orkestra. Atau
main piano kita pukul-pukul pakai palu.
Nah ini dia yang harus diperhatikan,
kita harus peka tentang bagaimana cirikhas yang benar-benar ‘menjual’
- Pahami potensimu
Terkadang kita terlalu rendah
diri, atau malah takabbur, ini harus dijaga supaya kita ga otomatis langsung
nge-overestimate diri sendiri untuk jadi yang super beda. Emang benar kita
butuh percaya diri, tapi pengendalian dan pengenalan diri sangat jauh lebih
penting.
Jadi, Siapa Dirimu?
0 komentar:
Posting Komentar