Entahlah, secara pribadi saya sulit membedakan antara perdebatan dengan diskusi. Saya pernah bertanya
sama teman tentang perbadaan keduanya, dia malah menjawab dengan tanpa
rasa bersalah sedikitpun: Perdebatan itu dilakukan oleh orang-orang yang
hebat dan diskusi itu dilakukan hanya di atas kursi. Nyambung dimana
coba? Dia beralasan kalo debat itu dekat dengan kata hebat, dan diskusi
itu dekat dengan kata kursi. Ngaco banget ya?
Tapi yang pasti keduanya harus mengemukakan argument-argumen yang
entah itu baik atau serampangan. Tujuannya pun bermacam-macam: Ada yang
memang betul-betul karena ingin mencari kebenaran dan menambah wawasan
adapula yang sekadar ingin mencari pembenaran dan kemenangan. Ada juga
yang lebih gila, berdebat karena ingin dilirik sama pasangannya. Gila.
Orang-orang yang egois dalam berdiskusi akan sangat tampak sekali
memaksakan pendapatnya untuk disetujui oleh orang agar pendapatnya
dianggap paling benar. Alih-alih mengemukakan argument yang sehat mereka
terkadang menjatuhkan “pribadi orangnya” ketimbang bermaksud menjawab
argument lawan bicaranya dengan baik. Inilah yang memicu terjadinya
debat kusir, yang sedari awal adu otak menjadi adu otot. Perhatikan
dialog ini:
Berkata si A, “lelaki yang baik itu setia pada pasangannya meskipun
sebenarnya dia banyak pilihan,” kata si A dengan nada serius sambil
melirik kepada istrinya.
Lalu si B menjawab,”omong kosong yang ELLO bilang, dulu-dulunya kamu pernah selingkuh dengan istri saya…”
Coba bayangkan, nyambung dimana tuh pertanyaan sama jawabannya? (ya
nyambung lah, penulisnya aja yang maksa untuk bilang tidak nyambung.
Egois lu). Ih, kan seharusnya si B itu berkomentar yang baik-baik dong,
jangan malah membongkar privacy orang di hadapan orang banyak( Lo,
memang dialog di atas melibatkan banyak orang yah, perasaan cuma tiga
orang. Si A, si B dan istri si A). Iyya, dong..Cuma ga di sebutkan…
Sudah, suda, sudah! Hentikan perdebatan ini.
Baiklah, sebenarnya ada tekhnik yang lebih mudah ala Deddy corbuzier
yang pernah saya posting sebelumnya. Bagi yang belum membacanya silahkan
baca di sini.
Bagaimana jika kita terjebak dalam situasi itu?(situasi yang mana)
Bagaimana menghadapi lawan bicara yang segitu ngototnya untuk
menjatuhkan kita demi pembenaran pendapatnya? Kita bisa bermain-main
dengan psikologinya. Saya kira ini akan asyik.
- Jika anda tiba-tiba dihadapkan pada pertanyaan sulit dan bodoh, maka segera posisikan diri anda sebagai penyerang(lo, memang mau main bola ya?). Iyya, maksudnya jangan defensive gitu.(saya jadi teringat Puyol, Ferdinand dan Okto maniani(?)..)
Memang agak sulit sih, karena pasti anda akan selalu terpancing untuk
menjawab pertanyaan bodoh itu dengan ngotot menjawabnya dan memaksakan
kehendak anda. Dalam situasi ini, secara psikologis anda tetap akan
terjepit dan dianggap bersalah seberapa baikpun argument yang anda
ajukan. Dan ini juga akan rentan menjadi bulan-bulanan lawan bicara
anda. Jadi? Jangan Defensif dong, jadilah penyerang seperti Lionel Messi
, Cristiano Ronaldo dan Okto Maniani(penggemar Okto Maniani)..
Contohnya: Lawan bicara anda menyerang anda dengan kata-kata ini: Kamu kenapa jelek banget ya…mukamu kusut dan berantakan…
Biasaya kita jika dihadapkan pada premis begini kita cenderung
menjadi defensive dengan mengatakan: Masa sih? Mungkin karena saya
begadang. Nah dalam situasi ini kita sudah terjebak dengan menjawab
pertanyaan bodohnya(memang pertanayaan bodoh barusan ya?). Itu Cuma
contoh. Kalau anda menjawab pertanyaan ini, maka anda akan menjadi
bulan-bulanannya. Anda akan diserang pertanyaan beruntun: Kenapa
begadang, Kamu pasti kamu amnesia ya(Amnesia? Loh, insomnia kaleee).
Nah jika begini anda dipaksa beradu argument hanya gara-gara pertanyaan
bodoh.
- Jadi gimana dong tekhnik penyerangannya. Apakah menggunakan pola 4-4-2 ala Mu atau 4-3-3 ala Barcelona dengan memosikan Okto Maniani sebagai Target Man. He.
Di sinilah permainan psikologinya. Jangan menjawab pertanyaannya,
anda harus balik bertanya dengan pertanyaan membingungkan. Katakan
saja” memang jawaban apa yang kau inginkan?”.
Ini akan mengalihkan pertahatiannya. Atau katakan saja” pasti kamupun
tidak mengerti pertanyaanmu kan?”. Jika anda mengatakan ini, maka dia
akan menjadi defensive dan memposiskan anda sebagai penyerang. Mungkin
dia akan menjawab,” aku tidak tahu.” Di saat seperti ini counter attack
dengan mudah anda lakukan, berikan bola segera kepada Cristiano Ronaldo,
di saat yang tepat ia akan mengumpang kepada Okto Maniani. Katakan
segera,” lo, kamu sendiri yang bertanya, berarti kamu tahu dong jawaban
YANG KAMU INGINKAN…” maka dia pasti akan semakin bingung. Ini memaksa
dia untuk mengulang pertanyaanya atau menjelaskan kepada anda jawaban
yang dia inginkan. Aneh kan..?
- Counter Attack selanjutnya adalah sering-seringlah menggunakan kalimat-kalimat ini: Apa maksudmu, bisakah anda menjelaskan pertanyaan anda lagi?, bagaimana spesifiknya pertanyaan anda…Ini pasti membingungkan dia.
- Ubahlah pertanyaannya sesuai selera anda. Misalnya: Bagaimana anda bisa menjalankan perusahaan ini, kalau hal yang sekecil ini saja anda tidak bisa? Maka jawablah denga cool ala Sazuke dengan mengatakan: MUNGKIN MAKSUD KAMU adalah saya harus mulai dari hal yang kecil dulu barulah ke hal yang lebih besar. Ting, dia pasti akan linglung dan terkunci sambil memikirkan sesuatu yang entahlah. Contoh lainnya: “kamu sama sekali tidak mengetahui realitas yang terjadi. Apa yang kamu kerjakan itu tidak lebih dari sampah saja.” Alih-alih anda bersikap defensive dengan menjawab argumennya, lebih baik anda mengalihkan serangannya. Katakan saja: “ MUNGKIN MAKSUD KAMU adalah kita harus banyak belajar dari kesalahan-kesalahan sekecil apapun yang pernah terjadi, agar kita bisa menjalankan perusahaan ini dengan baik.” …
Bagaimana? Anda sudah Faham kan?
- Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwasannya sesungguhnya kita sebenar-benarnya…..ah sudahlah. Sampai di sini saja trick psikologinya. Ini sudah jurus-jurus pamungkas untuk keluar dari debat kusir tanpa terkalahkan. Saya sarankan anda membaca artikel ini sebagai pelengkap pengetahuan anda
- sumber: http://jarimanisindonesia.wordpress.com/2012/07/30/langkah-langkah-memenangkan-debat-kusir/#more-900
0 komentar:
Posting Komentar