Pada bagian ini, kita akan membahas cara wording atau penggunaan kata-kata secara lebih tepat agar dapat lebih mudah memanipulasi pikiran orang yang kita hadapi.
1. Penggunaan kata “dan”
Dalam memberi perintah, secara bawah sadar manusia
akan lebih mudah menerima dua perintah yang disambungkan daripada satu
perintah yang bersifat otoriter. Misalnya, seorang guru yang memerintah
para muridnya untuk duduk tenang. Yang biasa terjadi adalah sang guru
akan berkata, “Ayo, semuanya duduk tenang!” Tatkala ia mengatakan
kalimat itu, yang terjadi adalah concious authoritarian wording atau penggunaan kata secara otoriter dan sadar. Akan tetapi, manakala kita menambahkan perintah lunak kedua (soft force) seperti “Ayo, semua duduk yang rapi dan dengarkan baik-baik.”, segalanya menjadi berbeda.
Kata “Dengarkan baik-baik” di sini adalah perintah terselubung yang
berfungsi melunakkan perintah pertama di dalam pikiran bawah sadar para
murid. Percaya atau tidak, hal ini lebih dapat diterima dalam alam
pemikiran manusia tatkala ia menerima perintah. Itu karena, bila kita
melihat pemikiran manusia secara logis, satu perintah adalah sebuah
keharusan/pemaksaan. Akan tetapi, dua perintah yang diterima akan
membuat perintah tersebut lebih lunak karena tidak tertuju pada satu
hal.
Dengan metode
ini, Anda akan mendapatkan dua hal positif, yakni Anda tidak hanya
mengajukan satu permintaan, melainkan dua secara sekaligus, tanpa
mengesankan adanya paksaan terhadap lawan bicara Anda.
2. “Akan dan Pasti”
Saya mempunyai seorang teman yang pekerjaan profesionalnya adalah
ahli hipnotis. Suatu ketika saya melihat peragaan hipnotisnya di hadapan
penonton dan menemukan sesuatu yang sangat berharga. Itu adalah
rutinitas penggunaan kata-kata “akan dan pasti” di dalam permainannya
secara berurutan dan berulang-ulang. Misalnya, “Kamu sebentar lagi akan merasakan kantuk yang begitu berat datang di dalam matamu, kamu pasti mulai merasa lelah, dan ….”
Setelah saya berbicara dengannya dan bertanya mengapa kata-kata “akan
dan pasti” sangat kerap digunakan selama pertunjukkan, ia mengatakan
bahwa hal itu ia sebut sebagai suggestion command. Yang ia
maksudkan di sini adalah perintah sugesti. Ia berkata bahwa penggunaan
kata-kata “akan dan pasti” di sini menggantikan kata “mungkin” atau
“apakah”. Andaikan saya berkata, “Sebentar lagi kamu mungkin akan
merasakan kantuk yang begitu berat datang di dalam matamu,” di sini
terlihat jelas bahwa pembicara sendiri tidak yakin. Oleh karena itu,
pendengar secara bawah sadar juga tidak akan merasa yakin. Dengan
menggunakan kata-kata “akan dan pasti”, secara bawah sadar kita
memberikan perintah pada subjek untuk menerima dan percaya pada
pandangan kita.
Saya melihat bahwa hal ini sangat baik bila diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Bandingkan kata-kata ini:“Mungkin kalau kamu sedikit kurus kamu terlihat lebih segar!” dengan “Kalau kamu sedikit kurus pasti kamu terlihat lebih segar!”. Atau, “Kamu pasti sembuh bila meminum obat ini!” dengan “Kamu mungkin akan
merasa lebih baik setelah meminum obat ini.” Terlihat sekali perbedaan
yang mencolok di antara contoh di atas. Yang satu memberikan masukan
dengan yakin, sedangkan yang satu lagi memberikan masukan dengan
ragu-ragu.
3. “You must know” (Anda pasti tahu)
Secara psikologis manusia
mempunyai pandangan tentang “Tahu Segalanya”. Maksudnya, bila seseorang
mengetahui sesuatu yang tidak diketahui orang, berarti ia lebih pandai
dari orang lain. Hal ini sesungguhnya dapat kita gunakan dalam permainan
kata-kata untuk memanipulasi pola pikir orang.
Simaklah contoh ini: Alih-alih mengatakan “Maaf, jalanan dari rumah
saya sangat macet sehingga saya terlambat sampai”. Bandingkan dengan
kalimat ini,”Maafkan saya karena sedikit terlambat, anda tahu kan, jam
begini di jalanan lagi macet total. Saya kira anda cukup pengalaman
dalam hal ini”. Di sini pendengar merasa bahwa ia sesungguhnya tahu
sehingga ia lebih mudah memaafkan. Atau, contoh lainnya: “Apakah Anda
tahu bahwa multivitamin ini sangat baik bagi kesehatan Anda?” dengan
“Anda pasti tahu bahwa multivitamin ini sangat berguna bagi kesehatan Anda, cobalah untuk mengkonsumsinya!”. Berbeda, bukan?
Rasakan kapan kata-kata tersebut membuat pendengar merasa lebih yakin
dan benar. Yang Anda pelajari di atas hanyalah sebagian dari seni
manipulasi bicara yang dapat kita gunakan untuk memasukkan pemikiran
kita pada lawan bicara kita. Namun, dengan bahasa saja tidaklah cukup.
Selanjutnya kita akan membahas sedikit tentang Body Perception(postingan selanjutnya). Dalam
konteks ini, itu berarti pengamatan gerak tubuh dari lawan bicara yang
dapat kita manfaatkan untuk memperoleh informasi yang tak disadari
darinya.
(Source:Deddy Corbuzier dalam Mantranya dengan berbagai perubahan)
0 komentar:
Posting Komentar