Jumat, 05 April 2013

HIPNOSIS DAN MITOS LANGGANANNYA


HIPNOSIS? 
Apa yang kita pikirkan saat mendengar kata hipnosis?
Ada yang bilang ikut hipnosis supaya rahasia 'pasangan' bisa kebuka
Ada yang bilang ikut hipnosis supaya rileks
Ada yang bilang ikut hipnosis supaya... yah banyak lagi. 

tapi apa ya sebenarnya hipnosis itu? 

Hipnosis adalah suatu kondisi mental (menurut state theory) atau diberlakukannya peran imajinatif (menurut non-state theory) Orang yang melakukan proses hipnosis (memberikan sugesti) terhadap subjek disebut hipnotis (hypnotist). Hipnosis biasanya disebabkan oleh prosedur yang dikenal sebagai induksi hipnosis, yang umumnya terdiri dari rangkaian panjang instruksi awal dan sugesti. Sugesti hipnosis dapat disampaikan oleh seorang hipnotis di hadapan subjek, atau mungkin dilakukan sendiri oleh subjek (Self-hipnosis). Penggunaan hipnosis untuk terapi disebut hipnoterapi, sedangkan penggunaannya sebagai bentuk hiburan bagi penonton dikenal sebagai Stage hipnosis.

sekarang kita cek mitosnya yaaaaaaaa......
 
Meskipun penjelasan-penjelasan ilmiah dalam fenomena hipnosis sudah terpublikasi dalam berbagai media, masih saja ada anggapan-anggapan bahwa hipnosis adalah sesuatu yang mistik dan berbahaya. Hal ini ditambah dengan banyaknya tayangan-tayangan di televisi yang mengatasnamakan hipnosis dan menampilkan ketidakberdayaan orang ketika terhipnosis, sehingga menyebabkan kesalahpahaman terhadap hipnosis semakin kuat.
Berikut ini adalah 7 mitos dalam hipnosis yang coba saya ‘luruskan’:
Mitos 1: Hipnosis adalah sesuatu yang supranatural.
Fakta: Hipnosis bukanlah sesuatu yang supranatural atau di luar batas manusia. Proses induksi (membimbing seseorang ke dalam kondisi hipnosis) dapat dijelaskan dan diterima oleh ilmu pengetahuan. Selain itu, keadaan hipnosis sebenarnya adalah alamiah. Kita seringkali mengalami auto-hipnosis tanpa kita sadari, misalnya ketika kita sedang asik sekali dengan pertandingan sepakbola kesukaan kita. Kondisi hipnosis adalah kondisi terfokus dalam 1 hal saja, dalam contoh di atas adalah pertandingan sepakbola.
Mitos 2: Orang yang dapat terhipnosis adalah orang yang bodoh
Fakta: Setiap orang dapat mengalami kondisi hipnosis, terlepas dari tingkat inteligensi seseorang! Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kondisi hipnosis adalah kondisi ilmiah. Lagipula kondisi hipnosis adalah kondisi terfokus atau terpusat pada satu hal, sehingga jika ada orang yang mudah masuk ke dalam kondisi hipnosis, sebenarnya ia adalah orang yang fokus.
Mitos 3: Jika terhipnosis, ada kemungkinan tidak bisa bangun lagi
Fakta: Hipnosis adalah kondisi alami dan dalam keadaan hipnosis, kita bisa mengendalikan diri kita sendiri. Jika hipnotis (orang yang menghipnosis kita) berhenti memberikan instruksi dan meninggalkan kita dalam kondisi hipnosis, maka diri kita memiliki 2 alternatif: (1) dilanjutkan menjadi tidur lalu nanti bangun lagi, atau (2) langsung bangun dari kondisi hipnosis.
Mitos 4: Hipnosis dapat digunakan untuk mengendalikan orang sesuka hati
Fakta: Jangan terpengaruh oleh tayangan TV yang bertujuan sebagai hiburan! Pada saat kita masuk ke dalam kondisi hipnosis, kita tidak sedang kehilangan kendali atas diri kita, melainkan sedang berada dalam kondisi relaksasi yang sangat dalam. Dalam kondisi relaksasi ini, kita menjadi sangat sugestif tetapi jika perintah dari sang hipnotis bertentangan dengan nilai-nilai di dalam diri kita, maka kita dapat menolaknya. Hipnosis sejatinya adalah ‘persetujuan diri sendiri’.
Mitos 5: Hipnosis dapat digunakan untuk membongkar rahasia seseorang
Fakta: Saya ulangi, jangan terpengaruh oleh tayangan TV! Jika sang hipnotis meminta kita untuk membongkar suatu rahasia yang bertentangan dengan nilai-nilai diri kita, maka diri kita tetap dapat menjaga rahasia tersebut. Responnya ada dua, yaitu (1) fight, yaitu ‘menghadapi’ permintaan tersebut dengan berbohong, atau (2) flight, yaitu diam atau memunculkan respon lain. Lagipula, jika hipnosis dapat digunakan untuk membongkar rahasia, maka seharusnya hipnosis sudah menjadi metode yang amat dahsyat untuk menginterogasi para tersangka korupsi dan terorisme.
Mitos 6: Hipnosis berarti kehilangan kesadaran
Fakta: Dalam kondisi terhipnosis, anda masih dapat mengendalikan diri anda. Critical area (bagian pikiran yang berfungsi untuk menyaring informasi) masih bekerja dan dapat membedakan hal-hal yang sesuai dan bertentangan dengan nilai diri. Justru dalam kondisi terhipnosis, kesadaran kita menjadi lebih kuat daripada dalam kondisi bangun (waking).
Mitos 7: Hipnosis adalah bakat
Fakta: Seperti yang sudah saya tuliskan, hipnosis adalah peristiwa alami dalam keseharian kita, sehingga tidak diperlukan bakat khusus untuk memelajari hipnosis. Hanya saja untuk memelajari hipnosis disarankan untuk memiliki instruktur atau mentor agar dapat terarah dengan lebih jelas. Siapa saja bisa memelajari hipnosis, selama ia tidak memiliki gangguan dalam berkomunikasi.
Lalu Bagaimana dengan Kejahatan dengan Hipnosis?
Individu tidak akan dapat terhipnosis jika ia tidak bersedia untuk dihipnosis. Ada dua kemungkinan jika terjadi kasus kejahatan atas nama hipnosis:
(1) Individu terjebak dengan ‘tawaran menggiurkan’ sang penjahat sehingga bersedia mengikuti mau sang penjahat.
Biasanya korban diiming-imingi hadiah uang berpuluh-puluh juta, hadiah spektakuler, dan sebagainya. Pada saat korban masih tertakjub-takjub dengan ‘keberuntungannya’, penjahat akan langsung menginstruksikan kita untuk mentransfer sejumlah uang ‘pajak hadiah’. Kita yang pada saat itu masih terlena dengan ‘keberuntungan’ tentu akan manggut-manggut saja ketika diminta melakukan hal apapun.
Untuk mencegahnya: jangan serakah! Pepatah mengatakan, if it’s too good to be true, then it’s not true. Jangan mudah terlena dengan iming-iming atau bujuk rayu yang terkesan tidak masuk akal. Gunakan akal sehat. Jangan sampai terjerat dalam godaan sang penjahat.
(2) Korban sebenarnya ditipu, tapi karena malu, mengaku dihipnosis.
Karena malu, korban pun mencari dalih lain agar tidak dicap bodoh dengan mengatakan dihipnosis. Korban akan merasa ditipu secara lebih elit bila tertipu karena hipnosis. Alasan ini sebenarnya digunakan untuk menyelamatkan harga diri.
Untuk mencegahnya: jangan mudah terkecoh oleh iming-iming berlebihan!
Semoga dengan tulisan ini, anda menjadi semakin aware dengan fenomena hipnosis dan kejahatan atas nama hipnosis.




psychology hints: Beberapa praktisi memahami sugesti sebagai suatu bentuk komunikasi primer langsung pada pikiran sadar subjek, sementara praktisi lain memandang sugesti sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar atau pikiran sadar. Konsep-konsep ini diperkenalkan dalam konsep hipnotisme pada akhir abad 19 oleh Sigmund Freud dan Pierre Janet. Perintis hipnotisme periode zaman Victoria, termasuk Braid dan Bernheim, tidak menggunakan konsep-konsep ini, tetapi mengakui bahwa sugesti hipnotis diarahkan kepada pikiran sadar subjek. Memang, sebenarnya Braid mendefinisikan hipnotisme sebagaimana berpusat kepada perhatian sadar terhadap suatu ide atau sugesti yang dominan. Pandangan berbeda mengenai sifat dasar pikiran telah menimbulkan berbagai konsep tentang sugesti. Praktisi hipnotis yang mempercayai bahwa respon yang dimediasi terutama oleh pikiran bawah sadar, seperti Milton H. Erickson, menciptakan berbagai macam kegunaan sugesti tidak langsung seperti metafora atau cerita, yang bermaksud untuk menemukan artinya dari pikiran sadar subjek. Konsep sugesti subliminal juga bergantung terhadap pola pikir. Sebaliknya, praktisi hipnotis yang percaya bahwa respon terhadap sugesti terutama dimediasi oleh pikiran sadar, seperti Theodore Barber dan Nicholas Spanos cenderung menggunakan lebih banyak sugesti dan instruksi verbal secara langsung.

0 komentar:

Posting Komentar