HIPNOSIS?
Apa yang kita pikirkan saat mendengar kata hipnosis?
Ada yang bilang ikut hipnosis supaya rahasia 'pasangan' bisa kebuka
Ada yang bilang ikut hipnosis supaya rileks
Ada yang bilang ikut hipnosis supaya... yah banyak lagi.
tapi apa ya sebenarnya hipnosis itu?
Hipnosis adalah suatu kondisi mental (menurut state theory) atau diberlakukannya peran imajinatif (menurut non-state theory) Orang yang melakukan proses hipnosis (memberikan sugesti) terhadap subjek disebut hipnotis (hypnotist).
Hipnosis biasanya disebabkan oleh prosedur yang dikenal sebagai induksi
hipnosis, yang umumnya terdiri dari rangkaian panjang instruksi awal
dan sugesti. Sugesti hipnosis dapat disampaikan oleh seorang hipnotis di hadapan subjek, atau mungkin dilakukan sendiri oleh subjek (Self-hipnosis). Penggunaan hipnosis untuk terapi disebut hipnoterapi, sedangkan penggunaannya sebagai bentuk hiburan bagi penonton dikenal sebagai Stage hipnosis.
sekarang kita cek mitosnya yaaaaaaaa......
Meskipun penjelasan-penjelasan ilmiah dalam fenomena hipnosis sudah
terpublikasi dalam berbagai media, masih saja ada anggapan-anggapan bahwa
hipnosis adalah sesuatu yang mistik dan berbahaya. Hal ini ditambah dengan
banyaknya tayangan-tayangan di televisi yang mengatasnamakan hipnosis dan
menampilkan ketidakberdayaan orang ketika terhipnosis, sehingga menyebabkan
kesalahpahaman terhadap hipnosis semakin kuat.
Berikut ini adalah 7 mitos dalam hipnosis yang coba saya ‘luruskan’:
Mitos 1: Hipnosis adalah sesuatu yang supranatural.
Fakta: Hipnosis bukanlah sesuatu yang supranatural atau di luar batas
manusia. Proses induksi (membimbing seseorang ke dalam kondisi hipnosis) dapat
dijelaskan dan diterima oleh ilmu pengetahuan. Selain itu, keadaan hipnosis
sebenarnya adalah alamiah. Kita seringkali mengalami auto-hipnosis
tanpa kita sadari, misalnya ketika kita sedang asik sekali dengan pertandingan
sepakbola kesukaan kita. Kondisi hipnosis adalah kondisi terfokus dalam 1 hal
saja, dalam contoh di atas adalah pertandingan sepakbola.
Mitos 2: Orang yang dapat terhipnosis adalah orang yang bodoh
Fakta: Setiap orang dapat mengalami kondisi hipnosis, terlepas dari tingkat
inteligensi seseorang! Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kondisi
hipnosis adalah kondisi ilmiah. Lagipula kondisi hipnosis adalah kondisi
terfokus atau terpusat pada satu hal, sehingga jika ada orang yang mudah masuk
ke dalam kondisi hipnosis, sebenarnya ia adalah orang yang fokus.
Fakta: Hipnosis adalah kondisi alami dan dalam keadaan hipnosis, kita bisa
mengendalikan diri kita sendiri. Jika hipnotis (orang yang menghipnosis kita)
berhenti memberikan instruksi dan meninggalkan kita dalam kondisi hipnosis,
maka diri kita memiliki 2 alternatif: (1) dilanjutkan menjadi tidur lalu nanti
bangun lagi, atau (2) langsung bangun dari kondisi hipnosis.
Mitos 4: Hipnosis dapat digunakan untuk mengendalikan orang sesuka hati
Fakta: Jangan terpengaruh oleh tayangan TV yang bertujuan sebagai hiburan!
Pada saat kita masuk ke dalam kondisi hipnosis, kita tidak sedang kehilangan
kendali atas diri kita, melainkan sedang berada dalam kondisi relaksasi yang
sangat dalam. Dalam kondisi relaksasi ini, kita menjadi sangat sugestif tetapi
jika perintah dari sang hipnotis bertentangan dengan nilai-nilai di dalam diri
kita, maka kita dapat menolaknya. Hipnosis sejatinya adalah ‘persetujuan diri
sendiri’.
Mitos 5: Hipnosis dapat digunakan untuk membongkar rahasia seseorang
Fakta: Saya ulangi, jangan terpengaruh oleh tayangan TV! Jika sang hipnotis
meminta kita untuk membongkar suatu rahasia yang bertentangan dengan
nilai-nilai diri kita, maka diri kita tetap dapat menjaga rahasia tersebut.
Responnya ada dua, yaitu (1) fight, yaitu ‘menghadapi’ permintaan tersebut
dengan berbohong, atau (2) flight, yaitu diam atau memunculkan respon lain.
Lagipula, jika hipnosis dapat digunakan untuk membongkar rahasia, maka
seharusnya hipnosis sudah menjadi metode yang amat dahsyat untuk
menginterogasi para tersangka korupsi dan terorisme.
Mitos 6: Hipnosis berarti kehilangan kesadaran
Fakta: Dalam kondisi terhipnosis, anda masih dapat mengendalikan diri
anda. Critical area (bagian pikiran yang berfungsi untuk
menyaring informasi) masih bekerja dan dapat membedakan hal-hal yang sesuai dan
bertentangan dengan nilai diri. Justru dalam kondisi terhipnosis, kesadaran
kita menjadi lebih kuat daripada dalam kondisi bangun (waking).
Mitos 7: Hipnosis adalah bakat
Fakta: Seperti yang sudah saya tuliskan, hipnosis adalah peristiwa alami
dalam keseharian kita, sehingga tidak diperlukan bakat khusus untuk memelajari
hipnosis. Hanya saja untuk memelajari hipnosis disarankan untuk memiliki
instruktur atau mentor agar dapat terarah dengan lebih jelas. Siapa saja bisa
memelajari hipnosis, selama ia tidak memiliki gangguan dalam berkomunikasi.
Lalu Bagaimana dengan Kejahatan dengan Hipnosis?
Individu tidak akan dapat terhipnosis jika ia
tidak bersedia untuk dihipnosis. Ada dua kemungkinan jika terjadi kasus
kejahatan atas nama hipnosis:
(1) Individu terjebak dengan ‘tawaran menggiurkan’ sang penjahat sehingga
bersedia mengikuti mau sang penjahat.
Biasanya korban diiming-imingi hadiah uang berpuluh-puluh juta, hadiah
spektakuler, dan sebagainya. Pada saat korban masih tertakjub-takjub dengan
‘keberuntungannya’, penjahat akan langsung menginstruksikan kita untuk
mentransfer sejumlah uang ‘pajak hadiah’. Kita yang pada saat itu masih terlena
dengan ‘keberuntungan’ tentu akan manggut-manggut saja
ketika diminta melakukan hal apapun.
Untuk mencegahnya: jangan serakah! Pepatah mengatakan, if it’s too good
to be true, then it’s not true. Jangan mudah terlena dengan
iming-iming atau bujuk rayu yang terkesan tidak masuk akal. Gunakan akal sehat.
Jangan sampai terjerat dalam godaan sang penjahat.
(2) Korban sebenarnya ditipu, tapi karena malu, mengaku dihipnosis.
Karena malu, korban pun mencari dalih lain agar tidak dicap bodoh dengan
mengatakan dihipnosis. Korban akan merasa ditipu secara lebih elit bila tertipu
karena hipnosis. Alasan ini sebenarnya digunakan untuk menyelamatkan harga
diri.
Untuk mencegahnya: jangan mudah terkecoh oleh iming-iming berlebihan!
Semoga dengan tulisan ini, anda menjadi semakin aware dengan
fenomena hipnosis dan kejahatan atas nama hipnosis.
psychology hints: Beberapa praktisi memahami sugesti sebagai suatu bentuk komunikasi
primer langsung pada pikiran sadar subjek, sementara praktisi lain
memandang sugesti sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan pikiran
bawah sadar atau pikiran sadar. Konsep-konsep ini diperkenalkan dalam
konsep hipnotisme pada akhir abad 19 oleh Sigmund Freud dan Pierre Janet. Perintis hipnotisme periode zaman Victoria,
termasuk Braid dan Bernheim, tidak menggunakan konsep-konsep ini,
tetapi mengakui bahwa sugesti hipnotis diarahkan kepada pikiran sadar
subjek. Memang, sebenarnya Braid mendefinisikan hipnotisme sebagaimana
berpusat kepada perhatian sadar terhadap suatu ide atau sugesti yang
dominan. Pandangan berbeda mengenai sifat dasar pikiran telah
menimbulkan berbagai konsep tentang sugesti. Praktisi hipnotis yang
mempercayai bahwa respon yang dimediasi terutama oleh pikiran bawah
sadar, seperti Milton H. Erickson,
menciptakan berbagai macam kegunaan sugesti tidak langsung seperti
metafora atau cerita, yang bermaksud untuk menemukan artinya dari
pikiran sadar subjek. Konsep sugesti subliminal juga bergantung terhadap
pola pikir. Sebaliknya, praktisi hipnotis yang percaya bahwa respon
terhadap sugesti terutama dimediasi oleh pikiran sadar, seperti Theodore
Barber dan Nicholas Spanos cenderung menggunakan lebih banyak sugesti
dan instruksi verbal secara langsung.
0 komentar:
Posting Komentar