Kamis, 11 April 2013

Tugas Psikologi Pendidikan: Pendapat Mengenai Pendidikan Anak Dibawah Umur-Anak TK pada Masa Kini





Mengingat tentang bagaimana dulu pada saat saya berada di TK. Memang terasa sangat berbeda, terutama dengan lingkungan dan system pendidikan di masa sekarang. Suatu hal pasti berkembang dan bisa menuju ke perkembangan yang positif maupun negative. Faktanya, perkembangan kognisi dari generasi ke generasi pasti makin meningkat (bayangkan pada masa lampau tidak ada google, tidak ada internet, mungkin buku pun sulit didapat). Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan, ekonomi dan nutrisi (tentu saja tingkat ekonomi yang tinggi pada masa kini mendukung tumbuh kembang kanak-kanak).
Disatu sisi, pantas saja jika pada masa sekarang kurikum segera ditingkatkan dan disesuaikan, tapi apakah hal ini tidak memberatkan bagi anak-anak?

Maka berdasarkan pertimbangan itu, saya menyimpulkan beberapa perkembangan pada TK di masa sekarang
 
Positifnya:
-         Anak-anak TK sekarang jago bahasa inggris.
Lihat saja banyak anak sekarang yang benar-benar fluent bahasa inggrisnya, mereka mulai lancar mengenal vocabulary bahasa inggris. Hal ini tentu membantu kemampuan verbal mereka
-         Anak-anak TK sekarang permainannya sudah makin rumit
Dulu itu anak-anak mainannya plastisin, main polisi-polisian. Sekarang? Pasti udah mulai merambah ke teknologi. Biasanya ada permainan di android yang bisa dimainkan bahkan oleh anak TK. Hal ini bisa menstimulasi mereka agar bisa bersinergi dengan teknologi
-         TK sekarang dipenuhi oleh fasilitas yang semakin menunjang kemampuan anak
Dulu TK cenderung tidak terlalu ‘wah’. Hanya seperti taman dengan kelas-kelas kecil. Nah kalau sekarang, mulai dari fasilitas AC sampai alat olahraga dan lapangan berlari juga disediakan. Walaupun ini terjadi tidak pada semua TK, tapi TK yang paling biasa pun sekarang sudah memadai kualitasnya..
-         Anak-anak TK sekarang dituntut untuk lebih cepat mengerti
Anak-anak sekarang kan sudah dicekoki dengan kurikulum yang disublimasikan dengan materi-materi Akademis (misalnya berhitung membaca menulis). Nah hal ini sebenarnya bisa membantu mereka untuk bisa coping dengan adaptasi yang mereka hadapi di sekolah SD nanti ataupun di lingkungan mereka
-         Kurikulum TK sekarang lebih menenkankan ke akademis dan bakat
Ini sebenarnya diadaptasi dengan perkembangan zaman sekarang dimana standart dan kualitas individu anak meningkat. Hal ini sebenarnya ditanggapi dengan baik karena bisa meningkatkan mutu pendidikan (terutama di Indonesia) secara tidak langsung. Dan tentu saja ini memacu pertumbuhan anak agar lebih versatile di pendidikan

Negatif
-         Anak-anak TK sekarang cenderung “dipaksa dan terpaksa”
Satu hal yang pasti pada masa anak-anak, BERMAIN ADALAH SEGALANYA. Maka dari itu jika kita implementasikan kurikulum sekarang pasti cenderung men-drag mereka agar mengikuti akademis. Dampaknya? Mereka jadi under achiever karma waktu mereka bermain dipakai untuk belajar. Dan pada waktunya mereka belajar? Otomatis mereka jadi bosan dan malas belajar lagi.
-         Etika anak-anak TK sekarang dipertanyakan
Boleh sebenarnya kita focus ke pendidikan, tapi kan kita juga harus memberi stimulus positif mengenai sikap, sifat dan etika sehingga mereka bisa jadi orang yang cenderung berguna bagi masyarakat. Logikanya, untuk apa anak pintar sepintar-pintarnya tapi dirumah mereka memukul ibu atau adiknya?
-         Budaya etnis mulai berkurang
Dengan adanya kelas bilingual, internasional dan semacamnya, sudah tentu mereka diperkenalkan dengan bahasa international sehingga mereka cenderung bingung terhadap bahasa mereka sendiri atau bahasa daerah. Faktanya: coba hitung tahun 1990 dan tahun 2012, anak muda sekarang cenderung tidak bisa bahasa daerahnya sendiri (termasuk saya) maka ini adalah dampak dari pendidikan masa kecil juga.
-         Anak-anak TK sekarang cenderung manja dan biaya pendidikannya mahal
Mereka akan cenderung bergantung pada ‘limgkungan serba mudah’ seperti saat ini. Akibatnya mereka pasti akan merubah anak-anak dan mereka jauh dari kata mandiri
-         kesenangan masa kecil terkikis
Bayangkan tekanan yang dirasakan anak-anak ketika pada masa mereka bermain mereka malah harus terus belajar. Sehingga pada tahap perkembangan mereka baik secara kognitif dan fisik pasti akan mengalami tekanan.

berikut sedikit artikel dari Malaysia mengenai teori pendidikan anak dibawah umur:

Teori Kecerdasan Pelbagai diperkenalkan oleh Dr. Howard Gardner pada tahun 1983. Beliau merupakan profesor dalam bidang pendidikan di Harvard Universiti. Menurut Gardner, kaedah lama untuk mengukur tahap kecerdasan manusia, iaitu berdasarkan ujian IQ adalah terlalu terhad. Justeru, Dr. Gardner telah mengemukakan 8 jenis kecerdasan yang berbeza sebagai satu cara untuk mengukur potensi kecerdasan manusia, kanak-kanak dan dewasa.

Kecerdasan-kecerdasan yang telah dikenal pasti adalah seperti berikut:

i)
Linguistik ("word smart"):
  • Sifat: Pelajar yang memiliki kecerdasan ini akan menggunakan bahasa secara berkesan dan mempunyai keupayaan auditori yang optimum. Belajar paling baik melalui pendengaran .Tidak membina gambaran mental. Suka bercakap. Gemar membaca, bermain teka kata dan penulisan.
  • Aplikasi dalam pengajaran & pembelajaran secara hubungan: Perkataan
  • Kerjaya: Sasterawan (Penulis, Penyajak, Penceramah, Pensyarah dalam bidang sastera)
  • Contoh: A. Samad Said, William Shakespeare

ii) Logikal ("number/reasoning smart"):
  • Sifat: Pemikiran secara konsep, abstrak. Berkebolehan menjelajahi dan menghubungkait. Mereka gemar kepada pembuktian, pengiraan, permainan berasaskan kepada logik dan penyelesaian puzzle.
  • Aplikasi dalam pengajaran & pembelajaran secara hubungan: nombor atau logik
  • Kerjaya: Ahli Matematik, Saintis, Jurutera, Akauntan.
  • Contoh: Al-khawarizmi, Isaac Newton.

iii) Bodily / Kinesthetic ("Body smart"):
  • Sifat: Gemar pergerakan aktif dalam pembelajaran. Mempunyai kemahiran berkomunikasi melalui pergerakan badan dan aktiviti fizikal. Cemerlang dalam aktiviti 'hands-on'. Kadang-kadang mereka didapati sukar untuk memberikan tumpuan dan fokus.
  • Aplikasi dalam pengajaran & pembelajaran secara hubungan: Pengalaman fizikal
  • Kerjaya: Atlit sukan, pemain bola sepak, peninju, penari, pelakon, tentera, polis.
  • Contoh: Nicol David, Jackie Chan, Rosyam Noor.

iv) Visual / Spatial ("Picture smart"):
  • Sifat: Mereka yang mempunyai kecerdasan ini dikatan memerlukan visual bagi membina kefahaman mereka. Pembelajaran yang paling berkesan ialah dengan menggunakan gambar dan imej. Mereka akan menukarkan apa yang dibaca dan didengar kepada bentuk gambaran mental. Kebiasaannya cemerlang dalam pembelajaran bilik darjah.
  • Aplikasi dalam pengajaran & pembelajaran secara hubungan: Gambar
  • Kerjaya: Pelukis, Pengukir, Arkitek.
  • Contoh: Leonardo Da Vinci, Hijjaz Kasturi

v) Muzik ("Music smart"):
  • Sifat: Sensitif terhadap irama dan bunyi. Mereka boleh belajar dengan menggunakan muzik.
  • Aplikasi dalam pengajaran & pembelajaran secara hubungan: Muzik
  • Kerjaya: Komposer, Penyanyi
  • Contoh: Ajai, P. Ramlee, Siti Nurhaliza

vi) Interpersonal ("people smart"):
  • Sifat: Gemar untuk berinteraksi dengan individu yang lain. Pembelajaran yang paling berkesan ialah dengan aktivti berkumpulan.
  • Aplikasi dalam pengajaran & pembelajaran secara hubungan:Pengalaman sosial
  • Kerjaya: Ahli Politik, Peniaga, Pengacara, Usahawan
  • Contoh: Aznil Hj. Nawawi

vii) Intrapersonal ("Self smart"):
  • Sifat: Mempunyai ciri yang sensitif. Pembelajaran yang berkesan ialah dilakukan secara individu.
  • Aplikasi dalam pengajaran & pembelajaran secara hubungan: Refleksi Kendiri
  • Kerjaya: Pengarang, Ahli Motivasi, Pakar Kaunseling, Ahli Psikologi.
  • Contoh: Dr. Fadzilah kamsah, Jean Piaget.

viii) Naturalist ("Nature smart"):
  • Sifat: Mereka mempunyai kebolehan untuk berinteraksi dengan persekitaran.
  • Aplikasi dalam pengajaran & pembelajaran secara hubungan: Pengalaman dengan alam semula jadi.
  • Kerjaya: Ahli Biologi, Geologist.
  • Contoh: Charles Darwin.


Semoga keadaan-keadaan yang negative bisa diminimalisir dan keadaan positif bisa dimaksimalkan

0 komentar:

Posting Komentar