Oleh:
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada masa globalisasi, bahasa Inggris menjadi modal komunikasi yang
sangat penting. Mengingat
bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Kemampuan bahasa
Inggris sudah seharusnya diajarkan dan digunakan sejak dini. Dengan terbiasanya
individu, terutama anak-anak dalam menggunakan bahasa Inggris secara
komprehensif, diharapkan kemampuan tersebut menjadi modal yang sangat membantu
di masa depan.
Pengajaran secara pedagogi diperlukan
untuk mengajar dan mendidik anak-anak terutama yang masih duduk di bangku
sekolah dasar sebagai fondasi yang kuat dalam kemampuan bahasa Inggris. Maka dari itu, kami dari kelompok 1 akan
melakukan pengajaran bahasa Inggris dengan berbasis
pedagogi kepada anak-anak tingkat sekolah dasar dengan metode yang menyenangkan
dan efektif untuk memastikan siswa mencapai target yang diharapkan.
B.
Komunitas
Pada proses
pembelajaran ini kami mengajak 8 orang anak dengan latar belakang pendidikan sekolah dasar dari kelas 4 sampai dengan
kelas 6 SD di jalan Cempaka VII Kecamatan Medan Selayang. Anak-anak tersebut
kami pilih dikarenakan kebutuhan mereka untuk menguasai bahasa Inggris, dan
mendapatkan pengalaman baru dalam berbahasa Inggris. Berikut nama-nama peserta
didik:
No.
|
Nama
|
Jenis Kelamin
|
Kelas
|
1.
|
Akbar
|
Laki-laki
|
IV
|
2.
|
Agung
|
Laki-laki
|
V
|
3.
|
Ilyas
|
Laki-laki
|
V
|
4.
|
Fajar
|
Laki-laki
|
V
|
5.
|
Rio
|
Laki-laki
|
IV
|
6.
|
Nur Aida
|
Perempuan
|
V
|
7.
|
Mutiara
|
Perempuan
|
V
|
8.
|
Zahra
|
Perempuan
|
VI
|
C.
Waktu
Proses pengajaran akan
berlangsung dalam 3 kali pertemuan, yaitu:
No.
|
Pertemuan
|
Hari/ Tanggal
|
Waktu
|
1.
|
I
|
Kamis, 27 Maret 2014
|
18.50-19.45 WIB
|
2.
|
II
|
Jum’at, 28 Maret 2014
|
18.50-19.45 WIB
|
3.
|
III
|
Minggu, 30 Maret 2014
|
18.50-19.45 WIB
|
D.
Setting
Pengajaran dilakukan di
lantai 2 mesjid At-Taqwa. Fasilitas yang
digunakan adalah karpet untuk tempat
duduk pada saat pengajaran berlangsung. Lay
out ruangan berbentuk aula mesjid.
BAB II
KONSEP RANCANGAN PEMBELAJARAN
A.
Pembagian
Sekuen Pembelajaran
Pertemuan dibagi manjadi 3 sesi, yaitu: sesi pembuka, isi, dan penutup. Sesi pembuka akan
berlangsung selama 10 menit pada setiap pertemuan,
dilakukan dengan perkenalan pada pengajar, dan instruksi mengenai pembelajaran yang
akan dilakukan serta petunjuk untuk proses belajarnya.
Pada sesi isi, pengajar
akan memberikan
pengajaran. Setiap pertemuan
memiliki tema pembelajaran yang berbeda, yaitu:
1.
Pertemuan I : Kamis, 27 Maret 2014
·
Pendahuluan/ Perkenalan (10
Menit)
-
Mengucapkan salam dan menanyakan
kabar
-
Pengajar memperkenalkan diri
-
Berdo'a
·
Isi (30 menit) materi
: Introduction (perkenalan diri
menggunakan bahasa Inggris)
-
Pengajar mencoba menjelaskan apa maksud
dari pembelajaran hari ini
-
Pengajar memberikan kalimat-kalimat yang
dapat menjadi contoh bagaimana cara memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris
-
Pengajar mencontohkan cara
memperkenalkan diri
-
Pengajar membimbing setiap anak didik
untuk memperkenalkan diri
-
Memberikan Games berjudul “Who’s
your friend?”
·
Penutup (10 Menit)
-
Memberikan snack kepada peserta
didik
-
Memberikan reward kepada peserta
didik terbaik
-
Menutup
pembelajaran dengan mengucapkan terimakasih
2. Pertemuan
II : Jumat, 28 Maret 2014
·
Pendahuluan/ Perkenalan (10 Menit)
-
Mengucapkan selamat malam dan menanyakan
kabar
-
Mengulang materi sebelumnya secara
singkat
-
Berdo’a
·
Isi (30 menit) materi : procedure (prosedur menggunakan bahasa Inggris)
-
Memberitahu maksud dari pengajaran
-
Memberikan
contoh kalimat untuk menjelaskan sesuatu
-
Memberikan
contoh dengan membuat teh dengan menjelaskannya memakai bahasa Inggris
·
Membantu
peserta didik menjelaskan membuat teh
secara bergantian
·
Penutup (10 Menit)
-
Memberikan snack kepada peserta
didik
-
Memberikan reward kepada peserta
didik terbaik
-
Menutup
pembelajaran dengan mengucapkan terimakasih
3. Pertemuan III : Minggu, 30 Maret 2014
·
Pendahuluan/ Perkenalan (10 Menit)
-
Mengucapkan selamat malam, menanyakan
kabar hari ini
-
Mengulang materi sebelumnya secara
singkat
-
Berdo’a
·
Isi (30 menit) materi : Meet The Stranger
-
Menjelaskan maksud dari pengajaran hari
ini
-
Memberikan contoh kalimat kepada anak
didik jika bertemu orang asing
-
Bermain role play antara 2 orang pengajar, dimana salah seorang menjadi
stranger
-
Membimbing anak didik bermain role play
secara bergantian
·
Penutup (10 Menit)
-
Memberikan snack kepada peserta
didik
-
Memberikan reward kepada peserta
didik terbaik
-
Menutup
pembelajaran dengan mengucapkan terimakasih
Untuk pertemuan pertama dengan tema introduction akan dibawakan permainan berjudul “Who’s
your friend”. Pada permainan ini peserta didik diminta untuk mendengarkan temannya
memperkenalkan diri dengan menyebutkan, nama, usia, kelas,
dan hobi nya, kemudian akan ditunjuk satu orang untuk maju kedepan dan anak
didik yang lain menyebutkan siapa nama dari orang tersebut.
Pada
pertemuan kedua akan diberikan permainan
“Guess the picture”. Pada permainan ini akan
diberikan gambar-gambar, kemudian peserta didik diminta untuk menyebutkan nama
dari gambar tersebut dalam bahasa Inggris. Pada pertemuan ketiga penutup akan
diberikan dalam bentuk penutupan kegiatan belajar.
B.
Pembagian Tugas Kelompok
a. Pertemuan
pertama
·
Teacher : RM. Afif
Handri
Rony Syahputra
·
Observer : Arief Tri Prabowo
M. Yusuf
b. Pertemuan
kedua
·
Teacher : Rony Syahputra
RM. Afif Handri
Nabawi
·
Observer :
M. Yusuf
Arief Tri Prabowo
c. Pertemuan
ketiga
·
Teacher : Arief Tri
Prabowo
M.
Yusuf
·
Observer : RM. Afif Handri nabawi
Rony Syahputra
C.
Alat Bantu yang Digunakan
Alat
bantu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
·
1 buah papan
tulis
·
3 buah spidol
·
1 buah kamera
·
8 buah snack (@3000/anak) x 3 hari untuk konsumsi peserta didik
·
3 buah pulpen
untuk reward dalam pengajaran
·
3 buah buku untuk reward dalam pengajaran
·
Alat untuk
demonstrasi (Teh, gula, air panas, termos)
BAB III
PROSES PEMBELAJARAN
A.
Skenario
Pembelajaran
1.
Pertemuan I
Pertemuan
dimulai dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar hari ini. kemudian pengajar
memperkenalkan diri lalu mengajak peserta
didik Berdoa. Materi yang diberikan
pada pertemuan pertama adalah Introduction (perkenalan diri menggunakan bahasa Inggris). Awalnya,
pengajar mencoba menjelaskan apa maksud dari pembelajaran hari ini dan
memberikan kalimat-kalimat yang dapat menjadi contoh bagaimana cara
memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris. Kemudian pengajar mencontohkan cara memperkenalkan
diri dan mulai membimbing setiap peserta
didik untuk memperkenalkan diri.
Pada
akhir proses pengajaran, pengajar memberikan permainanan berjudul “Who’s
your friend?”. Lalu Memberikan
snack kepada anak-anak dan memberikan reward
kepada peserta didik yang aktif. Pada akhir pertemuan pengajar
mengucapkan terimakasih dan mempersilahkan
peserta didik kembali kerumah masing-masing.
2.
Pertemuan II
Pertemuan
dimulai dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar hari ini dan mengulang
sedikit dua materi
sebelumnya, kemudian mengajak anak didik Berdoa. Materi 3 adalah: procedure (mengenalkan prosedur menggunakan bahasa Inggris). Awalnya,
pengajar memberitahu maksud dari pengajaran dengan memberikan contoh kalimat
untuk menjelaskan langkah-langkah
sambil pengajar menuliskan langkah-langkahnya di papan tulis.
Lalu pengajar memberikan contoh dengan membuat teh secara langsung dan menjelaskannya memakai
bahasa Inggris. Pengajar membantu anak didik menjelaskan membuat teh secara
bergantian dan memberikan games berjudul “guess
the picture”.
Pada
akhir pengajaran, pengajar
membimbing anak didik bermain role play
membuat teh secara bergantian. Kemudian akan dipilih satu anak yang terbaik dalam proses
pembelajaran secara tiga hari untuk diberikan reward. Kegiatan ditutup dengan mengucapkan terima kasih kepada peserta
didik serta mengucapkan selamat malam.
3. Pertemuan
III
Pertemuan
dimulai dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar hari ini dan mengulang
sedikit dua materi
sebelumnya, kemudian mengajak anak didik Berdoa. Materi
3 adalah: meet the stranger, yang
dimulai dengan menjelaskan maksud dari pengajaran hari ini. Lalu memberikan
contoh kalimat kepada anak didik jika bertemu orang asing. Pengajar kemudian
bermain role play antara 2 orang
pengajar, dimana salah seorang menjadi stranger. Pada akhirnya pengajar
membimbing anak didik bermain role play
secara bergantian.
Kegiatan ditutup dengan mengucapkan kata-kata perpisahan dan
terima kasih kepada peserta didik serta mengucapkan selamat malam.
B.
Objek Observasi
1. Komunikasi
Komunikasi
yang terjadi pada proses pengajaran adalah komunikasi dua arah. Artinya antara
pengajar dan peserta didik terjadi interaksi yang aktif. Pengajar memberikan
bantuan kepada peserta didik untuk setiap materi baru yang akan mereka terima.
Komunikasi tidak hanya terjadi secara verbal (melalui kata-kata) namun juga
non-verbal, seperti kontak mata pada peserta didik, menyentuh, memberikan
instruksi melalui body language.
Contohnya adalah mengajak berdiri sebelum berbicara, meminta peserta didik
untuk mengemukakan pendapat, memberikan bimbingan pada peserta didik pada saat
melakukan praktik dalam pengajaran.
2. Respon Peserta Didik
Respon
pada setiap peserta didik berbeda-beda. Pada awal pertemuan, peserta didik yang berjenis kelamin laki-laki
sangat aktif dalam merespon pertanyaan dari pengajar, dan aktif mengikuti
instruksi dari pengajar. Namun peserta didik yang berjenis kelamin perempuan
cenderung malu untuk berbicara di depan teman-temannya. Pada akhir pertemuan,
peserta didik berjenis kelamin perempuan sudah mulai berani untuk berbicara di
depan teman-temannya, walaupun tidak secara aktif menjawab pertanyaan atau
mengikuti contoh dari pengajar.
C.
Laporan Proses dan
Hasil Pengajaran
1. Proses dan Hasil Pengajaran Pertemuan I
Pada pertemuan pertama, kegiatan
belajar dimulai pada pukul 18.50 WIB namun karena kondisi tempat belajar belum
kondusif akhirnya para pengajar mencoba untuk membuat situasi menjadi lebih
kondusif. Para pengajar juga melakukan koordinasi dengan pengurus Masjid untuk
mencoba membuat peserta didik menjadi tenang. Akhirnya pada pukul 19.05 WIB
belajar bisa dimulai.
Pada pertemuan ini, pengajar
mencoba melakukan proses rapport dengan
cara berkenalan dengan peserta didik. Selanjutnya proses pembelajaran
dilanjutkan dengan materi “introduction” yang
dilakukan dengan bagaimana cara memperkenalkan diri menggunakan bahasa Inggris.
Pertama kali yang dilakukan pengajar adalah mencontohkan bagaimana cara
memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa Inggris, kemudian menuliskan
apa-apa saja yang harus diperkenalkan menggunakan bahasa Inggris yang sederhana
seperti nama, sekolah, alamat, dan hobi. Setelah itu para pengajar meminta
peserta didik untuk melafalkannya masing-masing.
Para pengajar memperhatikan
cara peserta didik melafalkannya. Setelah semua peserta didik melafalkan dengan
benar, peserta didik diminta untuk berdiri dan memperkenalkan diri di depan
kelas. Kondisi yang diberikan adalah dengan metode kompetisi, peserta didik
diminta untuk siapa yang berani memperkenalkan diri di depan kelas untuk yang
pertama. Peserta didik yang pertama maju adalah Akbar. Akbar bisa
memperkenalkan diri dengan bahasa Iggris, namun masih terbata-bata, pengajar
meminta kelas untuk memberikan tepuk tangan untuk akbar dan memberikan pujian
kepada akbar. Kemudian dilanjutkan dengan Agung, Fajar, Ilyas, Rio dan Mutiara.
Ada dua orang peserta didik yang tidak maju kedepan dengan alasan malu, yaitu
Zahra dan Nur Aida. Pengajar membujuk keduanya untuk mau memperkenalkan diri di
depan kelas, namun mereka tetap tidak mau melakukannya. Pengajar melanjutkan
pembelajaran dengan memberikan permainan yang berjudul “Whose your friend?”
Pada
permainan ini, peserta didik diminta untuk menyebutkan kembali nama, sekolah,
alamat dan hobi teman yang ditunjuk pengajar dalam bahasa Inggris. Permainan
berjalan cukup seru, terlihat dari peserta didik berlomba untuk menjawab pertanyaan
dari pengajar. Setelah permainan selesai, kemudian kelas ditutup dengan
membagikan snack kepada peserta
didik. Pengajar kemudian memberikan hadiah kepada peserta didik yang terbaik.
Pada pertemuan pertama ini hadiah diberikan kepada Akbar, Mutiara dan Rio.
Setelah itu, pengajar memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih
aktif mengikuti pelajaran sehingga akan menjadi peserta didik terbaik untuk
esok hari. Pada akhir kelas, pengajar memberikan kesimpulan untuk pertemuan
pertama kepada para peserta didik yaitu, Bahasa Inggris harus selalu
dipraktikan agar tidak lupa, setelah pulang dari kelas ini, peserta didik
diminta untuk mengulang kembali dirumah dengan cara memperkenalkan diri kepada
keluarga. Setelah itu, pengajar mempersilahkan peserta didik kembali ke rumah
masing-masing.
Pada
pertemuan pertama para pengajar menilai bahwa peserta didik mampu untuk
memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Namun, pengajar juga melakukan
evaluasi terhadap pengajaran. Setelah melakukan diskusi para pengajar sepakat
untuk mengubah rancangan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya dengan
asumsi peserta didik akan kesulitan mengikuti rancangan yang dibuat dikarenakan
kemampuan peserta didik dalam bahasa Inggris secara umum masih kurang baik,
sehingga pengajar membuat perubahan rancangan pembelajaran pada pertemuan II
dan III. Rancangan pertemuan II akhirnya disepakati tema yang diberikan adalah “vocabulary” (mengenalkan kosa kata menggunakan
bahasa Inggris). Awalnya, pengajar memberitahu maksud
dari pengajaran yaitu untuk
mengenalkan anggota tubuh dalam bahasa Inggris, kemudian menuliskan kosa kata
pada papan tulis. Setelah itu pengajar melafalkan kosa kata tersebut. Pengajar
meminta peserta didik untuk ikut melafalkan kosa kata yang diberikan. Pada
akhir proses pengajaran, pengajar memberikan permainan yang sesuai dengan
materi vocabulary yaitu permainan
yang berjudul “What is this?”.
2. Proses
dan Hasil Pengajaran Pertemuan II
Pada pertemuan II, kegiatan belajar dimulai pukul 19.00 WIB. Proses belajar ditunda
10 menit karena kondisi tempat belajar sangat ramai, selain peserta didik, ada
anak-anak lain yang datang untuk menyaksikan proses pembelajaran, kemudian
pengajar mengkontrol kondisi tersebut dengan memberikan pengertian kepada anak-anak
yang bukan menjadi peserta didik untuk meninggalkan ruangan. Tepat pukul 19.00
WIB kelas berhasil dikendalikan oleh para pengajar. Kelas diawali dengan mereview pembelajaran sebelumnya. Peserta
didik diminta untuk kembali memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Seluruh
peserta didik mampu mmeperkenalkan diri dengan baik.
Pada pertemuan II ini, kegiatan yang
direncanakan diisi dengan belajar materi “procedure”
dan praktek membuat teh dengan langkah-langkah menggunakan bahasa Inggris diubah dengan tema “Vocabulary”.
Kata-kata
yang diberikan adalah :
1. Kepala : Head
2. Rambut : Hair
3. Mata : Eye
4. Hidung : Nose
5. Telinga : Ear
6. Leher : Neck
7. Lidah : Tongue
Awalnya, pengajar menuliskan kata-kata di atas di papan tulis,
kemudian pengajar melafalkannya. Setelah itu, peserta didik diminta untuk ikut
melafalkan bersama-sama
yang sudah ditulis pengajar
dipapan tulis. Setelah semua mampu melafalkan dengan baik, mereka diminta untuk
menghapalkan kata-kata tersebut. Metode penghapalan juga divariatifkan menggunakan
permainan,
sehingga peserta didik tidak bosan untuk
belajar. Hingga akhirnya mereka mampu menghapal, Masih menggunakan cara seperti pada pertemuan I, pengajar
meminta kepada peserta didik untuk maju ke depan kelas dan melafalkan kata-kata
tersebut tanpa melihat papan tulis. Pertemuan kali ini yang maju untuk pertam
kali masih tetap Akbar. Akbar berhasil menyebutkan semua kata dengan baik dan
lancar. Kemudian diikuti oleh Agung yang sangat semangat menyebutkan
hapalannya, sehingga terbalik-balik bahasa Inggris yang dilafalkannya. Kemudian
dilanjutkan oleh Fajar, Rio dan Mutiara. Ilyas, Zahra dan Nur Aida tidak ikut
maju kedepan kelas untuk melafalkan dikarenakan tidak percaya diri dan belum
bisa hafal semua kta yang diberikan
Tidak
semua peserta didik
mampu menghapal dan menyampaikan hapalan di depan teman-teman mereka. Ada
beberapa diantara mereka yang mampu menghapal namun masih malu untuk berbicara
di depan umum. Rata-rata anak yang malu adalah anak perempuan, Ditambah lagi
situasi belajar yang diramaikan oleh anak lain yang tidak ikut belajar sehingga
membuat keributan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Hingga akhirnya pengajar membuat solusi untuk mengumpulkan
anak lain yang tidak ikut belajar agar tidak menggaggu temannya yang belajar.
Setelah anak lain itu dikumpulkan, mereka diminta untuk membaca ayat pendek Al-Quran, hal ini dilakukan agar anak yang tidak
ikut belajar bahasa Inggris mempunyai aktifitas
lain dan tidak akan menggangu proses belajar mengajar bahasa Inggrisnya.
Setelah proses
pembelajaran selesai dilakukan, pengajar tidak lupa memberikan permainan yang
sesuai dengan materi yang diberikan. Permainan pada pertemuan II ini berjudul “What is This?”. Pengajar menunjuk
bagian tubuh yang sudah dipelajari sebelumnya, dan menyebutkan what is this?
kemudian peserta didik diminta untuk menjawab dengan didahului menyebutkan this is a ... Permainan berlangsung seru
dan membuat peserta didik kembali semangat. Setelah selesai bermain, pengajar
membagikan snack kepada peserta
didik, kemudian mengumumkan siapa yang menjadi peserta didik terbaik. Peserta
didik terbaik pada pertemuan II adalah Akbar, Agung, dan Fajar. Setelah
pembagian hadiah, kelas ditutup oleh pengajar dan mengingatkan kepada peserta
didik untuk mengulang materi yang diberikan di rumah masing-masing dan
mengingatkan bahwa pertemuan III akan dilakukan pada hari Minggu 30 Maret 2014.
Pada pertemuan
II para pengajar menilai bahwa peserta didik mampu untuk menghafal kosa kata
yang diberikan. Namun, ada beberapa anak yang masih tidak mau unbtuk maju
melafalkan yang diminta dikarenakan malu dan belum bisa. Pengajar juga
melakukan evaluasi terhadap pengajaran. Setelah melakukan diskusi para pengajar
sepakat untuk mengubah rancangan pembelajaran yang ketiga, namun menggeser
rancangan sebelumnya dipertemuan II untuk dilakukan pada pertemuan III yaitu “procedure”.
3. Proses
dan Hasil Pengajaran Pertemuan III
Pertemuan
II Kelas
dimulai pukul 18.50 WIB.
Peserta didik berkumpul di lantai dua masjid yang merupakan tempat proses
belajar dilaksanakan pengajaran. Peserta didik yang hadir pada pertemuan ini hanya 6
orang, yaitu: Akbar, Agung, Rio, Fajar, Mutiara dan Nur Aida. Ada dua orang peserta
didik yang tidak hadir, yaitu: Ilyas dan Zahra.
Kelas dimulai dengan para pengajar mengucapkan salam, dan diikuti peserta didik menjawab salam
tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan materi sebelumnya yaitu vocabulary mengenal bagian wajah. 3
orang peserta didik
berhasil menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan oleh pengajar. Kemudian
dilanjutkan dengan pemaparan materi pada hari tersebut, yaitu “how to make a tea”. Pengajar menuliskan
di papan tulis kata-kata yang akan diucapkan pada saat membuat teh,
mempersiapkan keperluan seperti gelas, teh, sendok dan gula. Pengajar kemudian mengajak peserta didik untuk bersama-sama
mengucapkan kata-kata di papan tulis. Kemudian pengajar mempraktikkan cara
untuk membuat teh
dalam bahasa Inggris sesuai dengan kata-kata yang dituliskan pada papan tulis.
Setelah teh disajikan, pengajar dan peserta
didik mencicipi teh yang telah dibuat tadi.
Pada tahap selanjutnya
pukul pengajar mengajak peserta
didik untuk mempraktikkan membuat teh dengan menggunakan bahasa Inggris.
Beberapa peserta
didik terutama perempuan terlihat tidak berani dan enggan untuk berdiri dan
mempraktikkannya. Peserta
didik yang pertama kali mengajukan diri adalah Akbar, dan Akbar berhasil
menjelaskan cara membuat teh dengan baik. Kemudian Fajar juga mempraktikkan
cara membuat teh setelah mencicipi teh buatan Akbar. Fajar terlihat sedikit
gugup dalam membagi konsentrasinya dalam membuat teh dan mengucapkan kalimat
dalam bahasa Inggris. Lalu Agung juga mempraktikkan cara membuat teh. Ia
berhasil mempratikkannya dengan baik dan kemudian teh dari Agung dicicipi oleh
pengajar dan peserta
didik.
Pengajar berusaha untuk
menngajak peserta
didik yang perempuan untuk mempraktikkan juga di depan teman-temannya, namun
mereka terlihat sangat malu. Pada akhirnya Nur Aidah mempraktikkan cara membuat teh.
Terlihat tidak ada kontak mata dari Nur Aida
pada teman-temannya, namun caranya menggunakan bahasa Inggrisnya sangat baik,
terutama dalam hal pengucapan.
Di Akhir pertemuan pengajar membagikan
snack
pada peserta. Pada akhir pertemuan
ini pengajar memberikan reward hanya
untuk satu peserta didik saja, yaitu Peserta Didik Terbaik selama pertemuan I,
II, dan III. Peserta Didik Terbaik diberikan kepada Akbar. Sebagai penutup,
Akbar diminta untuk maju ke depan dan memperkenalkan diri dalam Bahasa Inggris.
Setelah itu para pengajar memberikan kata-kata perpisahan kepada peserta didik
dan mempersilahkan peserta didik untuk kembali ke Rumah masing-masing.
Pada pertemuan
III para pengajar menilai bahwa peserta didik mampu untuk melafalkan bagaimana
cara membuat teh dalam bahasa Inggris. Secara keseluruhan Pengajar menilai
peserta didik mampu menerima pembelajaran yang disajikan pengajar.
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A.
Analisis Proses Pembelajaran
Mengajar merupakan seni dan
ilmu menstransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan
dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari di mana pun
dan kapan pun, baik individual, kelompok, maupun di lembaga. Seni mengajar hanya
terlihat ketika interaksi pembelajaran berlangsung.
Pada
proses belajar yang sudah dilakukan pengajar telah melakukan pengajaran dengan
mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik yaitu dengan memberikan
pengajaran bahasa Inggris yang fundamental. Pada prosesnya terjadi interaksi
antara pengajar dan peserta didik sebagai wujud dari bentuk seni dari mengajar. N.L. Gage mengemukakan
3 unsur dari seni mengajar:
1.
Intuisi
Intuisi
merupakan pemikiran dan ide yang menjadi dasar landasan dari pengajaran. Pada
dasarnya Intuisi muncul karena adanya ilmu dasar yang harus disampaikan pada
peserta didik atau kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik.
Intuisi kemudian dikembangkan dan direalisasikan dalam bentuk strategi
pengajaran tertentu.
Proses
pembelajaran yang dilakukan kelompok sesuai dengan unsur ini, kelompok memiliki
ide yang menjadi dasar landasan dari pengajaran, dalam hal ini kelompok
memiliki ide untuk mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak di lingkungan
sekitar kelompok. Mengingat pentingnya bahasa Inggris pada era globalisasi,
setelah itu kelompok mengembangkan intuisi menjadi sebuah realisasi dengan
membuat sebuah strategi pengajaran yang kreatif.
2. Ekspresi
Ekspresi adalah bagian dari komunikasi
dari pengajar pada peserta didik. Hal ini terjadi untuk menghindari pengajaran
yang monoton, serta dimaksudkan untuk meningkatkan minat peserta didik untuk
mengikuti pelajaran yang diajarkan pengajar. Proses pengajaran yang dilakukan kelompok sesuai dengan
unsur ini, dimana kelompok melakukan komunikasi dua arah dalam proses
pembelajaran. Komunikasi yang diberikan juga tidak hanya dengan komunikasi
verbal. Namun juga memberikan komunikasi non verbal seperti: kontak mata,
memberikan sentuhan kepada peserta didik.
3. Improvisasi
Improvisasi adalah kemampuan dari
pengajar untuk mengubah, menambah, atau mengurangi materi dari pengajaran
sesuai dengan kondisi yang ada. Hal ini terjadi untuk menyesuaikan materi
dengan kemampuan dari peserta didik, atau untuk memaksimalkan pemahaman dari
peserta didik atas materi yang diberikan.
Proses
pengajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan unsur ini dimana para pengajar
mampu untuk lebih fleksibel dalam membawakan materi. Pengajar peka terhadap
kemampuan peserta didik dan menyesuaikan dengan kondisi yang terberi. Pada
awalnya kelompok telah membuat rencana pembelajaran dengan sedemikian rupa,
namun setelah di lapangan ternyata, kemampuan peserta didik dirasa belum cukup
untuk mendapatkan pengajaran sebagaimana yang telah dirancang kelompok. Untuk
menyikapi hal tersebut kemudian kelompok membuat rancangan baru untuk
mengantisipasi kemungkinan peserta didik kesulitan mengikuti pembelajaran.
Konsep yang ditunjukkan pada
pengajaran yang dilakukan kelompok adalah dengan menggunakan konsep paedagogi
modern dimana adanya fasilitas dan pengelolaan yang berkelanjutan, ada proses
interaksi anatara pengajar, peserta didik dan lingkungan, adanya strategi
pembelajaran, teknik pembelajaran dan pengajaran. Pandangan tradisional
memposisikan paedagogi sebatas seni mengajar atau mengasuh. Kini sangat kuat
dan konsisten untuk mengembangkan hubungan dialektis yang bermanfaat antara
paedagogi sebagai ilmu dan paedagogi sebagai seni (Salvatori, 1996).
B.
Evaluasi Proses Pembelajaran
Dari keseluruhan proses pengajaran
yang telah dilakukan kelompok menyadari adanya hambatan yang terjadi selama
proses berjalannya pembelajaran. Adapun hambatan yang terjadi adalah sebagai
berikut:
1. Kelompok hanya melakukan survey pembelajaran apa yang
dibutuhkan peserta didik yaitu membutuhkan pelajaran bahasa Inggris, namun
kelompok tidak melakukan survey untuk melihat kemampuan dasar peserta didik
dalam pelajaran bahasa Inggris sehingga rancangan pembelajaran yang dibuat tidak
bisa dijalankan dikarenakan tidak sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Tidak mampunya kelompok
mengontrol peserta didik yang tidak mau mengikuti perintah pengajar selama
proses pengajaran berlangsung
0 komentar:
Posting Komentar